Sebagai orang Jawa, saya adalah salah satu yang sedikit malu saat ditanya tentang wayang karena kurang begitu memahami makna dan seluk beluk perwayangan. Padahal saat masih kecil, Ibu saya yang "tidak gaul" tiap malam selalu mendongeng beberapa kisah pewayangan. Dan yang membuat saya tidak mengerti adalah bahasa Jawa halus asli yang digunakan dalam dongeng itu.
Saya memang hanya memahami bahasa Jawa "gaul" yang sudah bercampur dengan bahasa umum sehari-hari. Apalagi saat itu saya tinggal di Kalimantan dan banyak berkomunikasi menggunakan bahasa lokal Banjar.
Padahal dalam kisah dan penokohan watang tersimpan makna penuh filosofi yang menggambarkan karakter dan Jiwa Masyarakat Indonesia yang terkenal gigih, gotong royong, rendah dan sabar.
Karakter inilah yang membentuk kekuatan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai perubahan arus jaman. Karena memang sudah seharusnya kita tetap membuka diri pada berbagai perubahan yang membawa pada arah kebaikan tanpa meninggalkan karakter asli Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya dan berkarakter.
Hal inilah yang mendasari Mahakarya Indonesia 2015 kembali hadir mengajak kita semua menyadari kekuatan karakter yang kita miliki sebagai kekuatan yang nyata dalam membangun bangsa menciptakan Mahakarya Indonesia yang nyata. Dan ini terbentuk dari berbagai budaya yang ada.
Tapi seiring perubahan era, dibutuhkan inovasi dan beberapa perubahan untuk kemajuan yang lebih baik. Seperti yang dilakukan Dalang Wayang Urban, Mas Nanang Hape mulai menambahkan bahasa Indonesia dalam setiap pertunjukannya agar mudah dimengerti oleh berbagai kalangan.
Karena pesan dan nilai yang ada di dalamnya sangat penting diketahui generasi muda saat ini. Salah satu contohnya kesabaran Dewi Shinta menghadapi berbagai fitnah yang membuatnya menghadapi api untuk membuktikan kesuciannya. Kesabaran adalah kunci dari karakter hebat Dewi Shinta yang tetap bisa dipelajari hingga sekarang diberbagai pertunjukan wayang.
Dari pembuatan wayang yang dilakukan dengan ketelitian, kesabaran menggambarkan "untuk membuat keindahan dibutuhkan kesabaran".
Di sisi lain ada juga kesenian silat yang sudah mendunia. Ternyata setiap gerakan silat dari tiap daerah memiliki karakter beragam. Seperti gerakan silat Jawa akan memiliki khas yang berbeda dengan gerakan dari Sumatra atau Betawi. Tapi sama-sama menunjukan kegigihan bertahan dan kerendahan hati. Bahwa bisa silat bukan berarti untuk pamer atau "sok jagoan" tapi lebih kepada perlindungan diri.
Bahkan silat yang pertama masuk lewat Sriwijaya sejarah pperkembangannyabisa kita temukan di relief Prambanan Jawa.
Ini menunjukan keberagaman Indonesia yang nyata. Dan seiring kemajuan jaman silat bisa tampil di film dan mendunia. Seperti yang ditampilkan Kang Yayan Ruhian.
Di gathering Mahakarya Indonesia yang dilaksanakan malam ini di Kopicini Gatot Subroto juga hadir dua pesilat yang sudah membawa Bendera Indonesia melalui silat ke berbagai negara menghadirkan berbagai keindahan gerakan yang menggambarkan kegigihan dan kerendahan hati masyarakat Indonesia.
Jadi mari mulai membangun kekuatan dalam keragaman Jiwa Indonesia yang berbeda-beda tetapi tetap satu Indonesia
Di gathering Mahakarya Indonesia yang dilaksanakan malam ini di Kopicini Gatot Subroto juga hadir dua pesilat yang sudah membawa Bendera Indonesia melalui silat ke berbagai negara menghadirkan berbagai keindahan gerakan yang menggambarkan kegigihan dan kerendahan hati masyarakat Indonesia.
Jadi mari mulai membangun kekuatan dalam keragaman Jiwa Indonesia yang berbeda-beda tetapi tetap satu Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar