Anak bungsu identik dengan manja, malas, hingga akhirnya berakhir dengan tidak bisa masak. Bahkan hingga menikah, terkadang hal ini masih banyak terjadi. Padahal menurut banyak pendapat bahwa kemesraan dan kasih sayang dengan suami bisa dibangun dari “perut”. Alias dengan memberinya menu masakan olahan sendiri.
Alhamdulillah saya si bungsu yang pernah menjalani masa ini, tidak bisa masak, tidak paham bumbu dapur dan lain-lain, karena semua dikerjakan kakak dan Emak. Tugas yang diwajibkan untuk saya seputar menyapu, bersih-bersih rumah. Bantu cuci baju.
Tapi lucunya di sisi lain mempunyai hobi mengkoleksi resep sejak jaman baheula, masih berupa kertas majalah, tabloid dan koran masih ngehits. Dan itu pernah saya ceritaan di sini. Secara tidak sadar saya sebenarnya tetap memiliki jiwa perempuan sejati yang terobsesi dengan dapur.
Karena inilah, saya juga akhirnya memiliki hobi lanjutan sebagai pengoleksi perabotan memasak. Meski jarang saya gunakan. Ya, paling sering menggunakanya untuk menggoreng telur, masak mi instant, air panas untuk bikin minuman hangat. Standart banget ya :D
Karena kebiasaan jarang masak, ditunjang dengan tinggal di Priok yang awal menikah tinggal di daerah susah air. Akhirnya saya terbiasa menumpuk perabotan kotor hingga agak banyak. Baru mencucinya. Bisa dipastikan saya tidak pernah cuci perabotan dapur sehari sekali. Paling cepat dua hari sekali. Kalau sedang habis bepergian dan tidak makan di rumah, otomatis tiga hari baru dicuci.
Tara...apa yang terjadi? Saya akhirnya ngeh dengan beberapa kondisi peralatan dapur secara spesifik. Seperti peralatan masak aluminium yang setelah digunakan untuk masak mi instant kalau lebih dari satu hari akan menunjukan penampakan yang agak-agak bikin begidik.
Di dasar wajan atau panci akan timbul kerak putih agak mengeras, semacam pengikisan bahan karena terkena sisa makanan yang mulai berubah zatnya. Alias menjelang busuk. Kerak-kerak ini yang akhirnya menempel dan susah dibersihkan.
Jaman masih tinggal dengan orang tua, saya tidak pernah mengalami ini
karena sehari bisa dua kali cuci piring. Maklum keluarga besar, jadi
selesai masak dan makan, cucian piring dan perabotan dapur bisa langsung
menggunung.
Saya tidak berfikir banyak selain “Duh, kerjaan banget deh ini. Harus keluar tenaga ekstra dan air ekstra buat bersihin” Menggosoknya harus menggunakan gosokan kawat dan abu segala. Aduh makjang, ribetnya, sudah air susah, harus berjibaku dengan hal-hal demikian, keluar deh “sifat manja anak bungsu” saya.
Ini yang yang membuat saya memutuskan beralih mengganti perabotan memasak dengan yang berbahan teflon. Dengan asumsi mudah dibersihkan dan anti lengket. Paling hanya masalah bau dan berminyak, ini mudah diatasi. Saya beli double pan, beli wajan teflon satu sisi biasa, juga pancinya sekalian.
Tapi...ternyata saya jadi lebih pinter lagi soal memahami perkakas dapur karena peralihan ini. Wajan dan panci teflon anti lengket ini memiliki cara penggunaan dan mencuci yang harus benar-benar diperhatikan. Kalau tidak kita perhatikan maka lapisan anti lengketnya akan rusak mengelupas dan penuh goretan. Kalau dibiarkan akan memperngaruhi masakan secara signifikan. Baik dari segi rasa dan kesehatan dalam jangka panjang.
Wajan dalam kondisi panas setelah menggoreng tidak boleh langsung disiram air dingin. Mencuci tidak boleh menggunakan sabut spons yang kasar. Harus sabut spons yang lembut dan khusus untuk peralatan dapur anti lengket.
Karena ingin tertib dalam penggunaan, biar awet peralatan memasaknya saya mengikuti semua anjuran penggunaan. Tapi jujur, awal-awalnya saya menggunakan sabut spons biasa. Yang saya beli di abang-abang emperan atau abang penjual accesories gerobakan keliling. Mudah, cepat ketemu dari pandangan mata. Iya, saya kadang-kadang pemalas buat ribet keliling nyari spons terbaik atau bermerek. Seketemunya mata.
Tapi ketahuilah, lagi-lagi saya naik kelas tentang spons cuci piring dan perabotan ini. Sabut spons biasa ini tidak tahan lama. Sebentar saja sudah kempes dan menyusut. Hingga sejak dua tahun belakangan, ya...sejak ada minimart sejuta umat berdiri di gang sebelah tempat saya tinggal dan saya mudah menjangkau. Saya sering belanja rutin mingguan di sini, akhirnya saya mengenal Scotch-Brite.
Perkenalan tanpa sengaja justru lebih dulu pada sabut stainless. Ceritanya selama ini saya beli sabut stainless yang biasa tanpa merek. Resikonya, tiap lupa mengeringkan sabut stainlessnya langsung berkarat. Saat belanja mingguan saya melihat sabut stainless Scotch-Brite, langsung saya beli tanpa mikir ini merek apa, ketahanannya seperti apa dan lain-lain.
Akhirnya ngeh kalau awet banget dan tidak perlu dikeringkan supaya tidak berkarat. Terus kembali ke minimartket belanja mingguan, sabut spons masuk dalam list belanja. Baru ngeh deh, setelah melihat sabut stainless dan sabut spons Scotch-Brite berdampingan di rak pajang dan saya beli dengan pemikiran “Kalau sabut stainless-nya saja awet dan bagus, berarti sabut sponsnya juga pasti sama”. Sejak itu saya menjadi pengguna setia sabut Scotch-Brite.
Dan sekarang meski tetap bukan Ibu rumah tangga yang rajin masak, yang frekuensi masak bisa dihitung dengan jari, yang paling rutin sih bikin roti bakar sarapan anak doang. Tapi saya sudah pinter kok bedain fungsi sabut spons ini (muji diri sendiri), terutama sabut spons Scotch-Brite :D
Sabut spons Scotch-Brite Hijau, untuk alat masak seperti wajan stainless. Sedangkan untuk wajan anti lengket dan alat makan, seperti piring, gelas kaca atau keramik menggunakan Sabut Spons Tidak Menggores. Lapisannya berwarna kuning.
Beberapa perabotan memasak berbahan teflon merek terkenal saat baru beli di dalamnya bahkan sudah ada sabun Spons Spons Scotch-Brite langsung. Saya dapat Sabut Spons warna merah dalam kardus saat punya satu set wajan dan panci teflon baru.
Kelebihannya, mudah menyerap sabun. Cukup sedikit sabun cuci piring langsung meresap dan menghasilkan busa yang banyak. Sehingga memudahkan penggunaan langsung dan membersihkan dengan cepat dan efisien.. Hemat triple, ya hemat sabun, hemat sabut spons. Hemat tenaga juga mengerjakannya :D
Dari info yang saya baca, sabut spons Scotch-Brite mengandung serat dan mineral berkualitas. Dibuat dengan teknologi yang ampuh membersihkan kotoran sehingga 3x cepat bersih, 3x tahan lama saat digunakan. Yang penting lagi, mudah ditemukan di minimartket sekitar rumah.
Jadi kesimpulannya, merawat dan membersihkan perabot dapur bermacam jenis fungsi dan bahan sebenarnya mudah. Yang penting tepat guna dan tepat fungsi. Sekarang saya juga tetap memakai perabotan dapur aluminium dan stainless saya yang lama. Masalah membersihkan, sudah dibantu oleh Scotch-Brite.
Untuk teman-teman yang ingin tahu lebih banyak tentang Scotch-Brite bisa jalan-jalan ke Fan Pagenya ya :D
Di rumah pakai spons tapi bukan scotch brite. Gak ada merknya gitu bwahahah. Pantas aja baru dipake sekali dua kali udah keok :D
BalasHapus