Pages

Minggu, 18 Juni 2017

Mudik Nyaman, Silaturahmi Tenang Bareng #TEMANMudikBundaSGM

Mudik Nyaman Bareng #TEMANMudikBundaSGM


Lebaran 2009 adalah lebaran pertama kali saya mudik membawa bayi tang belum genap 6 bulan. moda transportasi yang saya pilih waktu itu adalah kereta api. Karena memang belum punya mobil pribadi.

Jangan tanya bagaimana kondisi kereta api pada tahun tersebut, yang mana penjualan tiket berlaku sebanyak-banyaknya, melebihi kapasitas kursi yang ada. Untuk antisipasi hal ini, saya pulang jauh-jauh hari sebelum lebaran. 


Meski demikian, tetap ya masih banyak juga penumpang yang duduk di lorong. Sehingga sulit untuk bisa istirahat maksimal, jalan di lorong untuk meregangkan otot dan sebagainya. Apalagi bisa menyusuinya dengan nyaman, itu hanya angan-angan. Sambil memangku Alisha yang masih baby berusia 4 bulan saat itu, jangan ditanya bagaimana stres dan capeknya saya.

Harapan dan do’a tentu saja”Mudahan segera punya mobil sendiri, jadi kalau mudik tidak begini lai. Pasti lebih nyaman”.

Tapi benarkah demikian? Ternyata tidak 100% benar juga. Saat sudah punya mobil sendiri, ternyata banyak hal yang harus diperhatikan saat dalam perjalanan mudik. Agar nyaman di perjalanan, tetap selamat, sehat, sampai di tujuan. 

Karena ternyata perjalnan menggunakan mobil sendiri tidaklah selalu bisa dibilang nyaman. Tapu justru lumayan melelahkan, karena salah satu yang tidak bisa dihindari adalah macet sehingga waktu diperjalanan lebih lama. Karena itu banyak yang harus benar-benar disiapkan. Mulai dari waktu perjalanan, usahakan jangan puncak arus mudik.

Saking macetnya di jalan, sempat banget foto beginian buat hiburan dan penghilang stress


Ya, tahun lalu saya salah satu keluarga pemudik yang terjebak dalam kepadatan arus padat mudik di tol Breksit yang heboh itu. Kemacetan yang sampai mengakibatkan beberapa orang kelelahan parah, hingga meninggal dunia di perjalanan.

Hal penting selanjutnya yang harus diperhatikan adalah “kuasai kondisi jalan yang kita lalui”. Kita harus tahu dengan mencari info sebanyak-banyaknya, area mana bisa istirahat nyaman. Mudah buang air, mudah selonjor nyaman selama istirahat.

Tahun lalu adalah pertama kali saya sekeluarga mudik menggunakan mobil pribadi, tak terbayangkan pengalaman pertama langsung bikin agak trauma. Tidak lagi memangku baby sambil menyusui saja, benar-benar melelahkan. Bagaimana nanti kalau saya hamil atau sambil menyusui dan harus melakukan perjalanan mudik seperti?

 Iya... karena anak baru satu, otomatis pasti nambah dan suatu saat pasti akan mengalami lagi yang namanya mudik dengan menggendong baby sambil ngASI.

Kebetulan sekali, Ramadan kali ini saya berkesempatan hadir undangan bukber Bunda SGM. Dan kali ini mengangkat tema “Tempat Mudik Nyaman SGM Bunda dan SGM Eeksplor”.
Mengangkat dan membahas lebih dalam tentang bagaimana agar Ibu hamil dan menyusui tetap nyaman, sehat, gizi tercukupi selama perjalanan mudik. Baik untuk Ibu maupun untuk buah hati.

Menghadirkan Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Dian Permatasari, M.Gizi, SpGK, dan Psikolog Anak dan Keluarga, Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi, benar-benar memberikan pencerahan yang cukup panjang untuk bisa diterapkan.

Dan ii sebagian ringkasan dari penjelasan kedua ekspert tentang mengatur perjalanan mudik untuk Ibu hamil, menyusui dan balita.

Perhatikan asupan gizi 

Saat mudik biasanya masih dalam kondisi puasa. Karena perjalanan yang panjang siklus pola makan otomatis berubah. Pola makan sendiri sudah berubah sejak puasa, yang mana makan hanya saat berbuka dan sahur.

Terkadang kebiasaan memilih menu makanan berbuka yang hanya memenuhi kebutuhan mata dan lidah, membuat kita lupa akan kandungan gizi. Apakah sudah sesuai dan memenuhi kebutuhan gizi. Padahal puasa hakikatnya justru membuat tubuh lebih sehat.

Berdasarkan penelitian puasa menurunkan kadar gula darah, asam lemak, sehingga akan mengontrol kolesterol. Puasa juga mencegah penyakit diabetes dan jantung.

Bagaimana dengan Ibu hamil berpuasa? Berdasarkan penelitian pada 2014, 65-90% Ibu hamil di berbagai negara melakukan puasa dan hasilnya ternyata inkosisten. Ada yang berhasil namun juga lebih banyak yang gagal.

Pengalaman saya pribadi, memang cepat lelah dan lebih ngos-ngosan puasa saat sedang hamil. Bahkan pengalaman beberapa sahabat ada yang lemas sampai pingsan. Jadi ada baiknya saat ingin berpuasa, Ibu hamil lebih baik konultasi lebih dulu ke dokter.

Yang berkomitmen untuk terus mendukung Kesehatan Ibu hamil, menyusui dan balita
Begitu juga Ibu menyusui, saya salah satu yang gagal. Di hari kedua puasa sambil menyusui bahkan saat itu masih ASI ekslusif, saya lemas dan tidak sanggup berdiri tepat pukul 15.00. Akhirnya saya cukup trauma dan tidak melanjutkan puasa.

Jujur waktu itu saya memang tidak konsultasi sama sekali ke mana-mana, bertanya keluarga? Maka jawaban mereka sudah pasti omelan “Sudah tahu menyusui, malah puasa. Nanti kalau sudah kuat dibayar deh. Yang penting sekarang jangan puasa”

Padahal kalau gizi terpenuhi dan asupan makanan sesuai porsi dan benar, maka kondisi ASI tidak akan terpengaruh. Begitu juga kondisi Ibu. Namun dari pemaparan dr. Dian, saat ASI ekslusif disarankan lebih baik tidak berpuasa duli.

Begitu juga untuk pengenalan puasa pada si kecil, harus benar-benar kita perhatikan asupan makanannya. Jangan hanya sekedar “Makan banyak, biat tidak lapar ya Nak”. Perhatikan pedoman gizi seimbang yang saat ini sesuai dengan skema dan anjuran WHO, yaitu Gizi seimbang dalam piramida. Yang mana makin ke atas makin mengecil mengerucut dan berisi jenis gula, minya dan garam.

Dan ini berlaku saat puasa, penting saat puasa, kurangi makanan berminyak. Kalau bisa sebenarnya hindari sama sekali. Karena salah satunya akan mengakibatkan cepat haus. Perbanyak asupan serta seperti sayur dan buah. 

Dan saat mudik, hindari membawa bekal makanan-makanan instant, mengkonsusi makanan cepat saji dan berat. Lebih baik membawa bekal sendiri yang sudah kita atur menunya dan terjamin kebersihannya.

Dari sisi psikologis

Penting melakukan perjalanan yang nyaman, bukan tentang “Cepat sampai, maka lebih enak bisa lebih cepat istirahat”. Aduhduh...ini aslinya prinsip saya dan suami banget sebelum-sebelumnya. Setelahnya sampai rumah tidak bisa langsung silaturahmi, tapi langsung KO tidur lama, karena capeknya kebangetan.

Nah, sekarang hal iniharus diubah. Terutama saat mudik dalam kondisi hamil, menyusui atau membawa balita. 

Pertama, untuk Ibu hamil dan menyusui yang utama harus membangun kesadaran penerimaan diri. Bahwa kondisi seperti ini memang bena-benar harus sadar bahwa kemampuan gerak, kegesitan, keleluasaan beraktivitas terbatas. Jangan tetap memaksakkan diri untuk mendaoatkan hasil sempurna.

Saat hamil, membuat diri nyaman dengan membawa bantal, perlengkapan lain yang sekiranya dibutuhkan untuk membuat tubuh dalam posisi nyaman selama di perjalanan. Memilih pakaian yang nyaman, memilih makanan favorite namun tetap sesuai gizi dan kebutuhan.

Untuk anak, lakukan dialog yang mudah dipahami tentang perjalanan panjang yang akan dilalui. Beri gambaran menarik tentang pemandangan yang dilewati, hingga tentang silaturahmi dengan keluarga besar.

Tidak masalah membawa banyak mainan agar anak tidak rewel, tapi penting mengatur strategi misal tidak mengeluarkan semua mainan. Tapi bertahap, memberikannya melalui game yang bisa mengusir rasa bosannya. Dan usahakan juga pilih mainan yang bisa dimainkan berama semua anggota keluarga, agar yang lain bisa turut serta mendampingi dan menghibur selama perjalanan.

Dan yang paling penting, pelajari, pahami kondisi perjalanan. Cari tahu titik-titik rest are terbaik yang ramah Ibu hamil, menyusui dan balita. Tidak terbayang kalau sampai salah turun rest area yang tidak nyaman.

Rest area yang tidak kondusif akan mempengaruhi kondisi spikis sangat signifikan. Mau buang air susah, mau makan juga tidak memungkinkan. Apalagi istirahat dengan nyaman, sudah sangat mustahil. Dan berakibat pada anak rewel, hingga drop kesehatannya. 

Padahal Ibu hamil bawaannya pasti pengen buang air kecil dan sebagainya. Kalau bawa buah hati, terutama baby atau balita, pasti sering pengen turun istirahat. Untuk selonjor punggung, kaki. Buang sampah bekas popok bayi dan lain-lain.

Memperhatikan kondisi ini, SGM dengan komitmennya terus mendukung Kesehatan Ibu hamil, menyusui dan balita, tahun ini melakukan sebuah terobosan yang inovatif. Menghadirkan TEMAN Mudik Bunda SGM.

Apa sih ini? sebagaimana yang dipaparkan Christina Natalia bahwa TEMAN adalah Tempat Mudik Nyaman. Fasilitas TEMAN SGM Bunda dan SGM Eksplore yaitu sebuah tempat istirahat yang dibuat nyaman untuk Ibu hamil, menyusui dan balita. Di tempat ini nantinya yang singgah akan bisa dengan mudah dan nyaman menyusui, mengganti popok, membuat susu anak. dan yang paling penting disediakan play ground untuk anak.

Akan ada mbak-mbak booth SGM juga yang akan memberikan pendampingan untuk memandu yang istirahat. Ada di mana saja dan kapan saja TEMAN Mudik Bunda SGM dan SGM Eksplore?

Arus mudik (19 - 25 Juni 2017), terletak di:

1. Rest Area Tol Cipali KM 102 A
2. Rest Area Tol Cipali KM 166 A
3. Rest Area RM Jatilawang
4. Rest Area Sumber Alam

Arus mudik ( 28 Juni - 2 Juli 2017), terletak di:
1. Rest Area Tol Cipali KM 101 B
2. Rest Area Tol Cipali KM 164 B

Jadi Bunda, jangan lupa untuk tetap sehat, karena sehat adalah pangkal bahagia. Penting perhatikan semua kebutuhan luar kondisi kita, mulai asupan gizi hingga istirahat dengan benar meski sedang dalam perjalanan mudik. Dan gunakan fasilitas yang ada dan memadai, serta memahami kondisi kita. Jangan sampai silaturahmi gagal, hanya karena kita tidak aware dengan kondisi kita sendiri.

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...