“Sayur ketemu buah, masuk ke perut menjadi sehat”
Senandung ini terus keluar dari
mulut Alsiha hingga sekarang saat dia akan makan. Senandung yang didengarnya
dari pentas dongeng di acara Karnaval Gizi 2016 yang digelar Sari Husada
bekerjasama dengan Pergizi Pangan Indonesia di Taman Menteng Jakarta Pusat pada
24 Januari 2016 lalu.
Acara yang digelar untuk
memperingati hari Gizi Nasional ini adalah yang kedua kali saya hadiri, setelah
yang pertama pada tahun lalu 2015. Pada dasarnya konsep yang diusung sama,
mengedukasi dan mengingatkan masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dalam
gaya hidup sehari-hari untuk seluruh masyarakat. Baik untuk orang dewasa, untuk
menjaga kesehatan. Dan terutama untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan.
Sudah dengar kan kalau Indonesia
akan mengalami yang namanya “bonus demografi” dalam beberapa tahun ke depan.
Yaitu Indonesia didominasi oleh SDM yang berusia muda dan produktif. Tai PR
penting adalah bagaimana SDM tersebut merupakan SDM yang berkulitas baik dari
segi fisik dan psikologi.
Saya membayangkan, dalam beberapa
tahun ke depan buah hati saya adalah salah satu SDM usia produktif tersebut.
Tapi, apakah Alisha bisa menjadi salah satu SDM yang berkualitas dan menjadi
salah satu harapan bangsa di masa depan? Semua tergantung bagaimana mulai
sekarang saya membimbing dan mendampinginya.
Dan ini juga bukan hanya tentang
saya dan Alisha, tapi tentang seluruh masyarakat Indonesia yang sama dengan
kami. Ibu, anak dan seluruh keluarga. Tentang bagaimana saya, suami dan seluruh
anggota keluarga tahu dan paham bahwa salah satu hal penting yang bisa
menjadikan anak-anak SDM berkualitas adalah bagaimana asupan gizi yang diberikan
di masa pertumbuhannya.
Bagaimana para orang yang lebih
tua mengedukasi dan memberi contoh ke anak-anak yang adalah peniru sejati,
untuk mengkonsumsi gizi seimbang yang
menunjang pertumbuhan maksimal mereka. Jangan sampai kita yang tua teriak dan
sibuk menyuruh anak konsumsi banyak gizi seimbang, tapi kita sendiri tak
mengontrol apa yang kita konsumsi.
Ternyata di di Indonesia hal ini
masih menjadi hal yang sangat butuh perhatian khusus. Mari tengok kondisi
keluarga kita, berappa yang mengidap darah tinggi, diabetes atau penyakit lain
yang berhubungan erat dengan tidak seimbangnya gizi yang masuk ke tubuh?
Karena gizi seimbang bukan hanya
tentang kurang gizi, tapi juga kelebihan gizi dan vitamin juga berdampak sama
buruknya untuk tubuh.
Lihat release di bawah ini
sebagai salah satu bukti masih tidak seimbangnya kecukupan gizi masyarakat
Indonesia!
Kampanye dan ajakan kesadaran tentang konsumsi
keseimbangan gizi ternyata masih butuh peran serta banyak pihak. Inilah yang
menjadi perhatian Nutrisi Bangsa dan Pergizi Pangan. Melalui Karnaval Gizi
2016, mengajak masyarakat aware dan peduli dengan gizi seimbang yang harus
dikonsumsi oleh masyarakat.
Acara yang dimulai sejak pukul
06.00 WIB, di bawah guyuran hujan tidak menyurutkan semangat dan antusias
pengunjung yang ikut serta dalam Karnaval Gizi. Melakukan fun walk dari Taman
Menteng hingga Bundaharn HI menggunakan mantel dan payung.
Fun walk yang melambangkan
pentingnya aktivitas fisik untuk penyempurnaan gizi seimbang dalam tubuh.
Teruma di pagi hari untuk menyerap vitamin D melengkapi semua asupan gizi yang
dikonsumsi.
Parade fun walk juga menghadirkan
kostum buah dan sayur, tumpeng gizi seimbang. Serta quote dan ajakan untuk
hidup sehat dan seimbang yang dihadirkan dalam berbagai pesan yang dibawa
peserta fun walk maupun yang dipajang di lokasi acara.
Selesai fun walk, di lokasi
Karnaval Gizi 2016 Taman Menteng di sambut tarian ondel-ondel dari anak-anak
yang bernaung di Yayasan Belantara Budaya Indonesia. Setelahnya, semua
pengunjung diajak berkepreience bersama keluarga di booth-both edukasi yang
disediakan. Juga edutaiment di panggung utama.
booth sendiri antara lain cooking
class membuat bento sehat untuk anak-anak. Alisha senang sekali berpartisipasi
di sini, bagaimana dia diajak berperan serta aktif membuat kotak makan.
Bahan-bahan yang digunakan juga dipilih dengan gizi lengkap dan seimbang.
Seperti nasi merah, sayur, buah dan lauk.
Ada booth crafting corner yang
mengajak anak berkreasi dengan seni melukis wajah. Selain diberi asupan gizi
anak juga harus diajak berkreasi untuk menumbuhkan imajinasi dan
kreativitasnya. Booth crafting corner bisa jadi contoh untuk bisa dipraktekan
di rumah.
Booth kreativitas yang mengajak
anak mewarnai di beragam media. Ada kantong kain kecil, ada topi kain dan
lain-lain. Kembali anak diajak berimajinasi dan menuangkannya dalam goresan
warna.
Untuk orang dewasa, tidak kalah
seru ada booth games gizi seimbang dan booth konsultasi gizi. Dan tahukah
semuanya, dua booth ini antrinya minta ampun. Makin banyak yang sadar gizi dan
kesehatan ya :D
Harapannya hasil dan saran di
booth Konsuktasi Gizi diterapkan di rumah (tunjuk diri sendiri yang kelebihan
lemak :D)
Di panggung utama sendiri tak
kalah seru, ada aksi keren anak-anak dari Forever Dance Crew. Melihat gerakan
energik mereka jadi terpatri dalam ingatan “Anak butuh asupan gizi seimbang
untuk tumbuh sehat dan mampu bergerak energik dan mempesona”.
Ada dongeng dari Kak Hendra dan
Miko dengan tema gizi. Aksi inilah yang diingat Alisha, karena mengajak anak
menyukai sayur dan buah melalui cerita, lagu dan gerak tari. Dari senandung
“Sayur ketemu buah”, “Tarian somay fuyunghai’ dan atraksi lainnya yang
benar-benar memikat anak-anak.
Saya benar-benar terinspirasi
untuk berjuang menciptakan kreasi yang hampir sama. Karena Alisha susah sekali
“ketemu sayur”. Kalau buah masih lumayan suka.
Akhirnya Karnaval Gizi 2016 yang
mengajak masyarakat untuk melek gizi ditutup dengan aksi panggung Aura Kustik.
Dan kerennya lagi Karnaval Gizi
2016 tahun ini tidak hanya digelar di Jakarta, tapi juga Yogjakarta pada 31
Januari 2016. Melihat time line sahabat blogger dari KEB yang mengikuti kegiatan
ini, di Yogjakarta tak kalah seru dengan di Jakarta.
Jadi menurut saya, Karnaval Gizi
tahun lalu memang menarik. Tapi jauh lebih menarik lagi Karnaval Gizi 2016 kali
ini. Pemilihan tempat di Taman Menteng yang menurut saya lebih bagus, tidak
terlalu ramai dan bising seperti kalau di Monas pada tahun sebelumnya. Lebih
ramah keluarga, karena pada dasarnya taman Menteng memang identik dengan tempat
santai yang kekeluargaan sekali. Di mana ada mainan anak-anak di lokasi.
Panitia memang menyediakan balon
seluncuran untuk anak-anak yang sudah pasti akan ada bosannya. Tapi saat banyak
anak yang bosan, tentu balon seluncuran akan penuh dan crowded. Permainan di
taman Menteng sangat membantu mengatasi masalah ini.
Ya, salah satunya Alisha
pastinya, saat dia bosan dan ingin bermain tapi tidak kebagian space di bbalon
seluncur dia langsung lari ke space permainan anak di Taman Menteng. Emaknya
sibuk konsultasi gizi dulu sebentar :D
Aktivitas baik panggung dan booth
juga semakin seru dan bervariasi. Seimbang antara aktivitas untuk orang dewasa
dan aktivitas untuk anak-anaknya. Juga aksi panggung yang juga sama
seimbangnya. Baik untuk anak maupun untuk orang dewasa.
Akhirnya, sampai jumpa di
Karnnaval Gizi 2017. Semoga kota yang disinggahi bertambah ya tahun depa. Untuk
lebih meluaskan kesadaran masyarakat tentang gizi seimbang :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar