Teknologi membuat hubungan dunia
tanpa batas terus melaju dan mengubah pola kehidupan masyarakat. Termasuk pola
dan sistem dunia usaha. Kalau dulu seseorang yang ingin buka usaha jualan butuh
modal besar dan banyak. Karena selain untuk memproduksi atau membeli produknya
sendiri yang mau dijual, pelaku usaha juga harus menyiapkan budget untuk tempat
usaha.
Tapi di era teknologi, masalah
ini bisa di atasi dengan mudah. Saat membuka usaha tidak lagi harus punya
tempat, tapi cukup dengan membuka toko online sudah bisa jalan usaha. Membuka lapak
online juga sekarang sangat muda, karena tidak selalu harus membuat web
sendiri. Tersedia banyak marketplace yang mewadahi.
Begitupula dengan waktu untuk
transaksi, kalau dulu terbatas sekarang dengan ecommerce, transaksi tanpa batas. Kapanpun dan di manapun bisa
dilakukan. Hal ini menjadi angin segar untuk dunia usaha Indonesia sebagai slah
satu negara berkembang. Karena berpotensi mendorong pertumbuhan UKM secara maksimal.
Potensi UKM di Indonesia sendiri
masih sangat besar, didukung kondisi di mana masyarakat Indonesia masuk dalam
masyarakat yang aktif dalam social media dan flatform online lainnya.
Indonesia dengan populasi digital terbesar di ASEAN |
Bahkan kini pemerintah juga turut
serta dalam mendorong pertumbuhan UKM agar makin maju dan terjamah merata oleh
teknologi. Sehingga diharapkan mampu menumbuhkan terus potensi yang ada.
Tapi tentu bukan tanpa hambatan
dan halangan, untuk memajukan UKM di Indonesia butuh perhatian ekstra semua
pihak terkait. Terutama pemerintah untuk mempermudah semua regulasi yang ada
dan tidak menghambat laju pertumbuhan UKM.
Selain mempermudah regulasi,
mendukung dengan membentuk wadah bimbingan yang tepat bagi UKM juga kewajiban
pemerintah. Merangkul banyak pihak untuk turut serta membimbing UKM yang masih
membutuhkan perhatian.
Salah satunya dengan menggandeng e-commerce untuk ikut berperan serta membimbing UKM baru
yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memajukan usahanya.
Anak Muda salah satu pangsa pasar yang besar |
Membahas lebih lanjut tentang
tantangan pertumbuhan UKM dan bisnis ecomerce di Indonesia, Humas Bersama Forum
Koperasi dan UKM mengajak segenap nitizen dan pihak terkait melakukan diskusi
bulanan yang dilaksanakan di Auditorium Kementrian Koperasi dan UKM (9/2/2016).
Menghadirkan Hadir sebagai narasumber, Wayan Dipta sebagai
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementrian Koperasi dan UKM, Kun Arif
Cahyantoro sebagai pengamat E-Commerce ITB dan Fajrin Rasyid sebagai Co-Founder
dan CFO Bukalapak.
Bukalapak sebagai salah satu marketplace terkemuka di
Indonesia digandeng pemerintah untuk memberikan pelatihan kepada para pelaku
UKM yang baru akan memulai, sudah memulai tapi belum maksimal dan belum
terjamah merata oleh internet sehingga agak lambat progres dan pertumbuhannya.
Bahkan yang belum membuka usaha
sama sekali, juga memiliki kesempatan untuk diberi pelatihan dan bimbingan enterprenuerships oleh Bukalapak. Atas dasar
komitmen ini, bukalapk juga terus meningkatkan performa mereka untuk bisa
meningkatkan ketertarikan masyarakat sebagai pengguna baik sebagai konsumen
maupun sebagai penjual.
Namun menurut Fajrin Rasyid,
tantangan utama yang dihadapi adalah modal dan distribusi. Karena itu kemajuan teknologi
sangat membantu masalah ini. sekarang hanya cukup membuka lapak di rumah, semua
orang bisa menjadi penjual. Cukup dengan membuka akun toko di Bukalapak salah
satunya.
Dari yang dipaparkan oleh Bapak
Wayan Dipta, ada tiga tantangan yang harus terus diperbaiki dan tingkatkan
dalam memacu kelancaran bisnis ecommerce
di Indonesia.
Knowledge
Masih banyak masyarakat Indonesia
yang berpotensi tapi belum memiliki pengetahuan dan terjamah tekonologi internet. Sebagian terkendala kemampuan
komunikasi, karena industri Internet membuka sekat ke seluruh dunia tanpa
batas, komunkasi banyak menggunakan Bahasa Inggris.
Kendala yang kita hadapi double. Mulai
bahasa hingga pengetahuan tentang internet itu sendiri.
Jaringan
Ini sudah jadi rahasia umum,
jaringan internet di Negara kita masih belum stabil. Masih butuh banyak
pembangunan infrastruktur. Juur saya pribadi optimis dengan pemerintah sekarang
yang terus melakukan pembangunan
infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia.
Tidak hanya terpusat di Ibukota
dan Pulau Jawa, sehingga saya memimpikan suatu saat pembuat kain songket dari
Timur Indonesia produknya akan mendunia dengan harga yang layak. Semua bisa
dilakukan dengan bantuan promosi maksimal di Internet.
Keamanan
Jaringan yang baik juga butuh
ditunjang dengan keamanan maksimal. Tidak mudah diretas sehingga menimbulkan kekhawatiran.
Sudah jadi rahasia umum juga,
masih banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab memperjual belikan data. Kekwawatiran
lain adalah keamanan bertransaksi. Masih ada yang bisa saja tertipu dengan online shop yang tidak jelas
identitasnya. Sehingga menimbulkan rasa “kapok” bertransaksi online bagi yang pernah mengalami.
Dan lagi, keberadaan marketplace sangat membantu mengatasi
hal ini.
Menarik lagi yang disampaikan
oleh Pak Kun, Indonesia adalah menduduki rangking nomer satu di ASEAN dalam
populasi digital. Hayo, siapa yang tidak tahu Indonesia masuk dalam TOP 5
negara tercerewet di twitter? :D
Ini merupakan potensi pasar yang
luar biasa dan menjadi incaran banyak pihak hingga luar negeri. Apalagi sekarang
era MEA, di mana persaingan ketat semakin terbuka lebar. Penting bagi kita
masyarakat Indonesia meningkatkan kompetensi dan mengatur strategi serta
memahami trend.
Menurut Pak Kun ada 4 tren yang
bisa menjadi acuan untuk meningkatkan transaksi di masa depan.
Fokus pada pasar dalam negeri
Penduduk Indonesia yang lebih
dari seperempat milyar adalah potensi pasar sendiri yang luar biasa luas. Sangat
penting mengikat pasar dalam negeri karena jumlahnya yang sangat besar.
Menyasar anak muda
Pada tahu kan, dalam beberapa
tahun ke depan Indonesia punya bonus demografi. Di mana masyarakat akan didominasi
oleh kalangan muda dan pruduktif. Penting untuk tahu dan membidik selera
mereka. karena merekalah konsumen potensial di masa depan.
Omni Channel
Yaitu meningkatkan pengunaan
data, karena akan semakin mempercepat dan mempermudah transaksi.
Mobile Commerce
Yaitu membuat kemudahan transaksi
dengan mobile. Ke depan, transaksi akan didominasi oleh pengguna mobile yang
prakstis dibawa kemana saja. sehingga di mana pun dan kapanpun transaksi dapat
dilakukan dengan mudah dan cepat.
Jadi intinya, potensi UKM ke
depan sangat besar dan luas ditunjang dengan dukungan semua pihak. Tidak hanya
pemerintah, tapi seluruh lapisan masyarakat. Namun tetap banyak hal yang harus
menjadi perhatian dan butuh peningkkatan.
Termasuk tentang pendampingan,
harus benar-benar dilakukan hingga tuntas. Karena selama ini masih banyak yang
setengah-setengah sehingga banyak pelaku UKM yang rontok di tengah jalan. Istilahnya
hanya semangat di awal-awal saja. karena itu penting juga membangun pola pikir
pejuang yang kuat ke setiap personal.
Dan mari kita semua berperan
serta :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar