Pages

Minggu, 28 Februari 2016

Tantangan Ke Depan Industri UKM dan E-commerce Indonesia





Teknologi membuat hubungan dunia tanpa batas terus melaju dan mengubah pola kehidupan masyarakat. Termasuk pola dan sistem dunia usaha. Kalau dulu seseorang yang ingin buka usaha jualan butuh modal besar dan banyak. Karena selain untuk memproduksi atau membeli produknya sendiri yang mau dijual, pelaku usaha juga harus menyiapkan budget untuk tempat usaha.

Tapi di era teknologi, masalah ini bisa di atasi dengan mudah. Saat membuka usaha tidak lagi harus punya tempat, tapi cukup dengan membuka toko online sudah bisa jalan usaha. Membuka lapak online juga sekarang sangat muda, karena tidak selalu harus membuat web sendiri. Tersedia banyak marketplace yang mewadahi.


Begitupula dengan waktu untuk transaksi, kalau dulu terbatas sekarang dengan ecommerce, transaksi tanpa batas. Kapanpun dan di manapun bisa dilakukan. Hal ini menjadi angin segar untuk dunia usaha Indonesia sebagai slah satu negara berkembang. Karena berpotensi mendorong pertumbuhan UKM secara maksimal.

Potensi UKM di Indonesia sendiri masih sangat besar, didukung kondisi di mana masyarakat Indonesia masuk dalam masyarakat yang aktif dalam social media dan flatform online lainnya.

Indonesia dengan populasi digital terbesar di ASEAN
Bahkan kini pemerintah juga turut serta dalam mendorong pertumbuhan UKM agar makin maju dan terjamah merata oleh teknologi. Sehingga diharapkan mampu menumbuhkan terus potensi yang ada. 

Tapi tentu bukan tanpa hambatan dan halangan, untuk memajukan UKM di Indonesia butuh perhatian ekstra semua pihak terkait. Terutama pemerintah untuk mempermudah semua regulasi yang ada dan tidak menghambat laju pertumbuhan UKM.

Selain mempermudah regulasi, mendukung dengan membentuk wadah bimbingan yang tepat bagi UKM juga kewajiban pemerintah. Merangkul banyak pihak untuk turut serta membimbing UKM yang masih membutuhkan perhatian.

Salah satunya dengan menggandeng e-commerce  untuk ikut berperan serta membimbing UKM baru yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memajukan usahanya.

Anak Muda salah satu pangsa pasar yang besar


Membahas lebih lanjut tentang tantangan pertumbuhan UKM dan bisnis ecomerce di Indonesia, Humas Bersama Forum Koperasi dan UKM mengajak segenap nitizen dan pihak terkait melakukan diskusi bulanan yang dilaksanakan di Auditorium Kementrian Koperasi dan UKM (9/2/2016).



Menghadirkan Hadir sebagai narasumber, Wayan Dipta sebagai Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementrian Koperasi dan UKM, Kun Arif Cahyantoro sebagai pengamat E-Commerce ITB dan Fajrin Rasyid sebagai Co-Founder dan CFO Bukalapak.

Bukalapak sebagai salah satu marketplace  terkemuka di Indonesia digandeng pemerintah untuk memberikan pelatihan kepada para pelaku UKM yang baru akan memulai, sudah memulai tapi belum maksimal dan belum terjamah merata oleh internet sehingga agak lambat progres dan pertumbuhannya. 

Bahkan yang belum membuka usaha sama sekali, juga memiliki kesempatan untuk diberi pelatihan dan bimbingan enterprenuerships oleh Bukalapak. Atas dasar komitmen ini, bukalapk juga terus meningkatkan performa mereka untuk bisa meningkatkan ketertarikan masyarakat sebagai pengguna baik sebagai konsumen maupun sebagai penjual.

Namun menurut Fajrin Rasyid, tantangan utama yang dihadapi adalah modal dan distribusi. Karena itu kemajuan teknologi sangat membantu masalah ini. sekarang hanya cukup membuka lapak di rumah, semua orang bisa menjadi penjual. Cukup dengan membuka akun toko di Bukalapak salah satunya.

Dari yang dipaparkan oleh Bapak Wayan Dipta, ada tiga tantangan yang harus terus diperbaiki dan tingkatkan dalam memacu kelancaran bisnis ecommerce di Indonesia.

Knowledge
Masih banyak masyarakat Indonesia yang berpotensi tapi belum memiliki pengetahuan dan terjamah tekonologi  internet. Sebagian terkendala kemampuan komunikasi, karena industri Internet membuka sekat ke seluruh dunia tanpa batas, komunkasi banyak menggunakan Bahasa Inggris.
Kendala yang kita hadapi double. Mulai bahasa hingga pengetahuan tentang internet itu sendiri.

Jaringan
Ini sudah jadi rahasia umum, jaringan internet di Negara kita masih belum stabil. Masih butuh banyak pembangunan infrastruktur. Juur saya pribadi optimis dengan pemerintah sekarang yang terus melakukan pembangunan  infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia. 

Tidak hanya terpusat di Ibukota dan Pulau Jawa, sehingga saya memimpikan suatu saat pembuat kain songket dari Timur Indonesia produknya akan mendunia dengan harga yang layak. Semua bisa dilakukan dengan bantuan promosi maksimal di Internet.
 
Keamanan
Jaringan yang baik juga butuh ditunjang dengan keamanan maksimal. Tidak mudah diretas sehingga menimbulkan kekhawatiran.

Sudah jadi rahasia umum juga, masih banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab memperjual belikan data. Kekwawatiran lain adalah keamanan bertransaksi. Masih ada yang bisa saja tertipu dengan online shop yang tidak jelas identitasnya. Sehingga menimbulkan rasa “kapok” bertransaksi online  bagi yang pernah mengalami.
Dan lagi, keberadaan marketplace sangat membantu mengatasi hal ini. 

Menarik lagi yang disampaikan oleh Pak Kun, Indonesia adalah menduduki rangking nomer satu di ASEAN dalam populasi digital. Hayo, siapa yang tidak tahu Indonesia masuk dalam TOP 5 negara tercerewet di twitter? :D

Ini merupakan potensi pasar yang luar biasa dan menjadi incaran banyak pihak hingga luar negeri. Apalagi sekarang era MEA, di mana persaingan ketat semakin terbuka lebar. Penting bagi kita masyarakat Indonesia meningkatkan kompetensi dan mengatur strategi serta memahami trend.

Menurut Pak Kun ada 4 tren yang bisa menjadi acuan untuk meningkatkan transaksi di masa depan.

Fokus pada pasar dalam negeri
Penduduk Indonesia yang lebih dari seperempat milyar adalah potensi pasar sendiri yang luar biasa luas. Sangat penting mengikat pasar dalam negeri karena jumlahnya yang sangat besar.

Menyasar anak muda
Pada tahu kan, dalam beberapa tahun ke depan Indonesia punya bonus demografi. Di mana masyarakat akan didominasi oleh kalangan muda dan pruduktif. Penting untuk tahu dan membidik selera mereka. karena merekalah konsumen potensial di masa depan.

Omni Channel
Yaitu meningkatkan pengunaan data, karena akan semakin mempercepat dan mempermudah transaksi. 

Mobile Commerce
Yaitu membuat kemudahan transaksi dengan mobile. Ke depan, transaksi akan didominasi oleh pengguna mobile yang prakstis dibawa kemana saja. sehingga di mana pun dan kapanpun transaksi dapat dilakukan dengan mudah dan cepat.

Jadi intinya, potensi UKM ke depan sangat besar dan luas ditunjang dengan dukungan semua pihak. Tidak hanya pemerintah, tapi seluruh lapisan masyarakat. Namun tetap banyak hal yang harus menjadi perhatian dan butuh peningkkatan.

Termasuk tentang pendampingan, harus benar-benar dilakukan hingga tuntas. Karena selama ini masih banyak yang setengah-setengah sehingga banyak pelaku UKM yang rontok di tengah jalan. Istilahnya hanya semangat di awal-awal saja. karena itu penting juga membangun pola pikir pejuang yang kuat ke setiap personal.

Dan mari kita semua berperan serta :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...