Image BNN |
Seperti
yang diterangkan oleh pihak BNN dalam FGD di Kantor BNN Cawang minggu lalu,
setiap tahun jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia sangat memprihatinkan
karena setiap tahunnya menunjukan peningkatan grafik. Dan kondisi ini tentu membuat
kita semakin sering bertemu dengan para pecandu di manapun kita berada. Dan saat
berhadapan dengan mantan pengguna Narkoba yang akhirnya bisa sembuh dan
terbebas dari jeratan barang haram ini tentu banyak kisah inspiratif yang bisa
diungkap bahkan sampai pada tahap mengagumkan jalan mereka menuju kebaikan.
Pada
awal kedatangan saya menginjak tanah Jakarta sebagai perantau bersama suami dan
akhirnya terdampar di Jakarta Utara banyak kisah dan pengalaman berharga yang
saya temui salah satunya bertemu mantan pengguna narkoba. Ya, seseorang yang
dulu pengguna narkoba parah dan sekarang sudah insyaf. Kehidupan yang keras di pinggiran
Jakrta justru akhirnya membuat beliau insyaf.
Sebut
saja Pak Okto (bukan nama sebenarnya), seorang aparat penegak hukum (Polisi)
yang seharusnya menjadi panutan karena pekerjaannya mengamanahkan demikian
ternyata pada periode tertentu dalam masa tugasnya justru terjerat oleh barang
haram ini. Pertamakali melihat penampilan beliau yang rapi dengan pakaian biasa
(kasual) saya tidak menyangka teryata beliau adalah seorang Aparat. Ditambah
perilaku beliau yang cukup kalem dan suka bergaul dengan banyak anak-anak
remaja yang ada di sekitarnya, bahkan beliau bersikap membimbing pada para
remaja tersebut. Saya dan suami sering berpapasan dan saling senyum ramah
sepintas di mushola. Bahkan kesan yang saya tangkap, Beliau adalah orang sholeh,
karena selalu terlihat tidak pernah melewatkan waktu sholat di tengah hiruk
pikuk ramainya terminal yang sangat sibuk.
Setelah
beberapa waktu akhirnya saya dan suami mengenal beliau. Dan tak lama saling
akrab dan sering berbagi cerita tentang kehidupan. Hingga suatu saat beliau
mengungkapkan episode kelam masa lalu hidupnya. Di mana kisah itu bermula saat
baru lulus dari pendidikan Kepolisian pada akhir tahun 2000an dan mendapatkan
penempatan Dinas di Jakarta yang ternyata sangat keras dan penuh godaan dari
berbagai arah bahkan dari tempat tugasnya sendiri. Menjadi luar di beberapa
tempat hiburan justru membuatnya tercebur dalam kubangan para Bandar Narkoba
yang dengan lihai menariknya dalam kubangan “nista” tersebut. Pada tahun-tahun
itu semua barang haram tersebut masih asli dari luar negeri, Belum ada berita
dan kasus penangkapan serta pembongkaran pabrik dalam negeri. Sehingga menurut
Pak Okto barang-barang haram tersebut masih memiliki daya “cengkram” yang kuat
dalam tubuh karena masih “asli” kandungan zat berbahayanya.
“Hanya
dengan mengkonsumsi sedikit sudah mampu membuat saya teller berat, karena
barang-barang haram itu masih murni belum seperti sekarang yang sudah banyak
dicampur. Indikasinya dari banyaknya terungkap Bandar yang memiliki pabrik yang
beroperasi di Indonesia” ucap Pak Okto pelan.
Bertahun-tahun
beliau terjerat dan tidak bisa lepas dari jeratan narkoba, bahkan yang ada terasa
semakin parah tercengkram. Hingga akhirnya sekian tahun kemudian saat ada
pemindahan tugas beliau ditempatkan di pinggiran kota Jakarta. Awalnya Beliau
merasa kepindahan ini adalah sebuah “petaka”. Karena dari sebuah tempat yang
dianggap sangat “happening” harus beralih ke pinggiran kota yang terlihat
sangat sepi dan asing. Meski banyak rekan seprofesi tapi perasaan asing, bahkan
kesan individual masyarakat kota sangat Beliau rasakan di awal-awal kepindahannya.
Namun
jalan menuju kebaikan akhirnya menucul membuat
Pak Okto mengenal beberapa orang “hebat”, penjaga mushola dan cleaning servis yang
taat beribadah. Mereka akhirnya yang “menarik” Pak Okto untuk sembuh. Meberi
pengaruh dan semangat positif, terutama agar lebih mendekatkan diri pada Sang
Pencipta yang telah lama dilupakan dan ditinggalkan. Banyak mengobrol dan
saling curhat akhirnya membuat Pak Okto sadar bahwa selama ini Beliau sudah
salah jalan, sudah jauh terjerumus dalam kehidupan yang sangat buruk.
Para
orang “hebat” ini akhirnya menjadi sahabat Pak Okto dan membawa Beliau kembali
ke jalan yang baik. kambali bersimpuh pada Sang Maha Pencipta, memperbaiki
hidup dan mulai menjalani terapi untuk meninggalkan barang haram tersebut.
Pelan tapi pasti. Dengan perjuangan yang berat beliau akhirnya bisa lepas dari
cengkraman “ketagihan” barang-barang haram ini.
Pengalaman
inilah yang akhirnya membuat Pak Okto merangkul remaja yang ada disekitarnya.
Meski seorang Aparat yang dihormati Apk Okto tetap ramah dan kekeluargaan.
Bahkan paling jempolan beliau memboyong beberapa remaja di rumahnya
setiap tidak ada kerja. Karena lingkungan kami saat itu adalah pekerja lepas
yang tergantung pada ada tidaknya pekerjaan. Kalau sedang tidak ada kerja maka
para remaja-remaja ini hanya nongkrong, ngobrol dan sudah pasti sebagian dari
mereka suka mabuk-mabukan. Karena itu Pak Okto suka memboyong mereka meski terkadang
dengan paksa untuk ikut ke rumahnya. Para remaja-remaja ini memang remaja
daerah yang mayoritas adalah para perantau juga.
Tapi setelah dua tahun mengenal Beliau Pak Okto kemudian memilih mengurus mutasi dan memboyong
keluarganya kembali ke kampung halaman di salah satu kota di Pulau Sumatera.
Beliau ingin menghabiskan sisa masa tugas di daerah asal beliau.
Dan
saya dan suami mengenang beliau sebagai orang yang sangat mengesankan serta
inspiratif. Apa dan bagaimanapun masa lalu beliau itu adalah pelajaran berharga
bagi siapapun. Dan saya yakin, di tempat Beliau sekarang tetap merangkul para
remaja di sekitarnya agar tidak salah jalan dan terpengaruh hal buruk terutama
terjerat Narkoba seperti yang pernah beliau jalani. Orang-orang seperti Pak
Okto adalah orang terpilih yang bisa memberikan edukasi pada masyarakat karena
dengan pengalamannya tentu akan sangat berguna karena membuat Beliau paham dan
mengerti bagaimana menghadapi para pecandu, terutama di kalangan remaja.
Terutama
dengan posisinya sebagai seorang aparat, saya juga yakin Pak Okto tahu dan
paham dengan program BNN yang mencanangkan tahun 2014 sebagai Tahun
Penyelamatan Pengguna Narkoba. Sehingga di tempat barunya bertugas sekarang
yang juga kampung halamannya, saya yakin Pak Okto juga mengajak semua elemen
masyarakat untuk peduli dan memberi edukasi untuk mewujudkan Indonesia Bebas
Narkoba. Dan saya beserta suami mendoakan selalu semoga Bapak diberi kesehatan
lahir dan batin. Sehingga bisa memberikan kontribusi pada masyarakat terutama
untuk membantu mewujudkan Indonesia Bebas Narkoba.
Dari
pengalaman yang dialami Pak Okto membuat saya belajar, bahwa untuk bisa lepas
dari pengaruh Narkoba juga dibutuhkan lingkungan yang kondusif dan sangat
mendukung untuk mendorongnya berubah menjadi lebih baik. dan yang paling
penting pendidikan dan bimbingan spiritual juga tetap hal utama. Bahwa
menyerahkan semua pada Sang Pencipta dan selalu meminta perlindunganNya adalah
satu jalan penting menuju jalan yang lebih baik dan terlepas dari semua jerat
narkoba yang mencengkram kuat.
Memilih
lingkungan yang baik untuk bergaul dan memberikan dorongan kuat untuk lebih
baik juga memberi pengaruh penting untuk bisa dengan cepat lepas dari pengaruh
kecanduan Narkoba selain dukungan orang terdekat.
Dari
sini saya juga berharap pada semua jajaran Penegak Hukum Indonesia terutama
pihak Kepolisian Republik Indonesia untuk juga lebih memperhatikan anggotanya.
Tidak hanya berfokus pada masyarakat saja. Bahwa anggotanya juga manusia
biasa yang imannya kadang-kadang juga bisa turun sehingga mudah terpengaruh
dan terpeleset menjadi seorang Pengguna Narkoba. Jangan sampai fokus hanya pada
masyarakat tapi lupa pada interen sendiri.
Dan
pengalaman mengenal seorang aparat penegak Hukun justru akhirnya ikut terjerat
menjadi penyalahguna narkoba sebenarnya bukan hanya pada Pak Okto saja. Baru-baru ini saya mendapat kisah dari seorang sahabat
SMA bahwa sahabat kami yang lain sedang dalam menjalani rehabilitasi Narkoba.
Padahal dia seorang Penegak Hukum, namun sang Komandan sangat sayang dan
memberikan perhatian lebihpadanya untuk menjalani rehabilitasi. Mendukungnya
untuk sembuh dari kacenduannya.
Namun
keberadaan orang-orang seperti Pak Okto dan sahabat SMA saya yang sudah insyaf
menurut pendapat saya sebenarnya bisa dimanfaatkan atau diberdayakan oleh BNN
untuk diajak menjadi salah satu tenaga penyuluh. Karena akan lebih mengena
untuk memberikan pencerahan tentang bahayanya kecanduan Narkoba, tentang
bagaimana cara melepaskan diri dari jeratan Narkoba dan bagaimana cara
menghindarinya. Karena biasanya orag-orang yang seperti mereka akan lebih
perhatian dan memiliki tingkat kepedulian yang lumayan tinggi karena memiliki
rasa tanggung jawab bagaimana agar anak muda generasi penerus bangsa di lingkungannya
tidak mengikuti jejaknya, terpeleset di kubangan nista narkoba.
Untuk
mewujudkan Indonesia Bebas Narkoba memang membutuhkan perjuangan dan
kerjasama semua kalangan. Mulai BNN sebagai lembaga utama Penangulangan masalah
Narkoba, pemerintah, penegak hukum dan masyarakat sendiri. Tidak bisa hanya
dilakukan salah satu pihak karena semua saling terkait. Melalui program Indonesia
Bergegas, semua pihak diharapkan untuk saling bergandeng tangan membantu
satu sama lain mewujudkan Indonesia Bebas Narkoba. Membantu BNN mensosialisasikan
program BNN yang sekarang sedang menggalakan Program 2014 sebagai tahun
Penyelamatan Pengguna Narkoba. Yang mana bila kita memiliki keluarga seorang
pecandu, atau melihat orang lain sebagai pecandu maka segera memberi mereka
pengertian dan pemahaman bahwa sekarang Pemerintah melalui BNN membuka program
rehabilitasi Sosial dan medis secara gratis tanpa melalui proses hukum.
Sehingga sangat dianjurkan untuk segera melaporkan ke IPWL.
Dan
tentu akan lebih bagus lagi saat kita bisa mengantar atau membawa mereka untuk
melaporkan diri. Karena sekali lagi, sekarang penanganan bagi penyalahguna
narkoba sudah berbeda. Melalui tim assessment yang akan membuktikan dan
memverifikasi bahwa mereka hanya pengguna maka tidak akan ada proses hukum yang
harus dijalani, tapi langsung diarahkan ke pusat penyembuhan yang nantinya akan
disesuaikan dengan tingkat seberapa parah kondisi si pecandu.
Jadi
mulai sekarang yuk mulai peduli dan bekerjasama dengan semua pihak agar
keluarga kita dan orang-orang dilingkungan kita terhindar dari jerat Narkoba
dan mewujudkan Indonesia Bebas Narkoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar