dedihumas.bnn.go.id |
Pada
FGD awal bulan lalu di Kantor BNN Cawang, di jelaskan oleh Bapak yappi Manafe
bahwa metode pencegahan penyalahgunaan narkoba yang terbatas pada pencetakan
berbagai macam leaflet, booklet, buku, poster (yang menyeramkan) dengan materi,
konten yang tidak tepat, serta testimoni,
untuk mengingatkan dan menyadarkan masyakat tentang bahaya penyalahgunaan
narkoba kurang memberi dampak positif,
bahkan tidak merubah perilaku seseorang. Karena itu
metode pencegahan diubah dan disesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang ada
dalam masyarakat sekarang. Yang mana pencegahan penyalahguna narkoba sekarang
dibagi menjadi tiga tipe pencegahan yaitu :
Pencegahan primer yaitu mencegah sedini mungkin agar masyarakat
terutama para anak-anak dan remaja yang berpotensi terpengaruh dijaga dan
diperjuangkan agar tidak terpengaruh dan terhindar dari Narkoba.
Pencegahan sekunder yaitu secepatnya mengenali seseorang yang sudah
mulai terkena dan terpengaruh Narkoba agar segera diperjuangkan kesembuhannya
sehingga tidak terus berlanjut menjadi adiksi atau kecanduan akut sehingga akan
membahayakan kesehatan dan nyawanya. Mengajak mereka menerapkan pola hidup
sehat dalam kesehariannya.
Pencegahan tertiary yaitu saat menemukan seseorang sudah menjadi
adiksi alias pecandu akut maka kita sesegera mungkin merehabilitasi mereka agar
pulih dari ketergantungan dan dapat kembali bersosialisasi dalam keluarga dan
masyarakat.
Sebagai seorang Ibu dari seorang putri yang masih Balita, memiliki
banyak keponakan yang mayoritas juga masih balita, dan lingkungan tempat
tinggal juga dipenuhi anak-anak yang cukup akrab dengan saya karena mayoritas
berteman dengan putri saya membuat perhatian saya sangat terfokus pada
pencegahan primer. Yaitu pencegahan sedini mungkin bahkan sejak masih berusia
anak-anak. Dengan terus mengedukasi mereka melalui berbagai cara agar selalu
tertanam dalam pikiran buah hati bahwa narkoba itu hal buruk yang benar-benar
harus di tolak masuk dalam kehidupannya.
Seperti yang diceritakan Bapak Anang Iskandar bahwa beliau selalu
“mendendangkan” larangan MoLiMo pada sang putra dari kecil hingga beranjak
dewasa. Agar selalu diingat oleh sang putra dan menjadi semacam doktrin
untuknya agar selalu menghindari hal yang dilarang dalam ajaran tersebut.
Bagaimana dengan saya? Di era digital saat ini, sudah menjadi keniscayaan anak usia
balita sudah fasih memainkan smartphone dengan segala aplikasi di dalamnya.
Namun bagi mayoritas anak-anak hal utama yang paling disukainya sudah pasti adalah
aplikasi games. Begitu banyak games tersedia dan bisa di download dengan gratis
dalam sekejap oleh para orang tua untuk membuat sang buah hati senang. Hal sama
yang juga saya lakukan untuk putri saya, di mana saya mengunduh beberapa games
yang saya anggap sesuai dengan usianya. Mengingat tentang games, jadi teringat
tahun lalu saat peluncuran buku Bapak Thamrin Dahlan yang diadakan di RS Polri,
ada sekelumit info yang disampaikan tentang games anti narkoba yang dihadirkan
oleh BNN. Dan baru sekarang saya kembali ingat dan berniat mengunduhnya untuk
putri saya.
Seperti yang kita tahu melalui stimulasi dini yang bisa dilakukan
melalui games seorang anak bisa menerima penjelasan logis dan mudah dipahaminya
tentang sebuah kejadian. Melalui games seorang anak bisa menyerap banyak hal.
Pasti pernah mendengarkan bahasan larangan bagi anak-anak menonton dan
memainkan games dengan tema kekerasan. Karena seorang anak bisa meniru dan
dapat terbentuk karakternya mengikuti apa yang dia lihat dan mainkan. Karena
itu memperkenalkan games yang tidak hanya sekedar bisa untuk menghibur, tapi
juga bisa mengedukasi bagi seorang anak itu sangat penting.
Dan saya yakin BNN menghadirkan games ini adalah untuk bisa
dinikmati oleh banyak anak-anak Indonesia, selain untuk sekedar kesenangan
bermain juga untuk mengedukasi mereka tentang bahaya Narkoba. Melalui judul dan
permainan yang tersedia terlihat nilai-nilai edukasi tentang bahaya narkoba yang
diharapkan dapat tertanam dalam pikiran seorang anak sejak dia balita saat
memainkannya. Karena semua pasti tahu berdasarkan kajian ilmiah saat diusia balita
adalah masa penting seorang buah hati belajar banyak hal yang membentuk
karakternya untuk menciptakan anak hebat dan berprestasi di masa depan. Karena diusia
anak-anak pikirannya dapat dengan mudah dan cepat menyerap informasi yang
diterima dan dilihatnya.
Akhirnya perburuan games anti naroba berlangsung, saya ingat
seorang sahabat, Choirul Huda pernah mereportase di blognya tentang games anti
narkoba ini sehingga dengan mudah saya bisa menemukan informasinya. Pertama
masuk ke http://dedihumas.bnn.go.id . Ini adalah
portal online yang memuat informasi tentang games dan berbagai edukasi tentang
bahaya narkoba dan berbagai informasi kegiatan BNN. Portal dedihumas singkatan
dari Drugs Education & Drugs Informastion. Juga ada kanal konsultasi.
Ada kanal “Cergam”
atau cerita bergambar tapi kalau di klik belum ada isi apapun, masih berupa
halaman kosong bertuliskan “Cooming Soon, Stay Tune… Halaman ini nantinya akan menjadi halaman untuk
cerita bergambar yang berbentuk cerita komik, menceritakan berbagai plot dan
sekenario kejadian yang terjadi seputar informasi Humas BNN”
Klik kanal “Permainan” maka muncul deretan permainan dilayar utama
yang kalau kita buka lewat PC atau laptop semua permanian siap dimainkan. Sedangkan
kalau dibuka melalui smatrphone semua games dalam posisi siap diunduh.
Ada logo “Android, IOS (apple) dan Microsoft” yang tinggal kita
klik sesuai dengan type gadget kita. Tapi apa yang terjadi setelah klik
“Android”? ternyata tidak ada reaksi dan tidak bisa berjalan. Akhirnya saya
coba buka melalui Play Store dan mengetik kata kunci “Anti Narkoba” tidak ada
satupun games berbahasa Indonesia muncul seperti yang ada di web dedihumas.
Saat diketik “Narkoba” saja baru ada muncul tapi tidak banyak, hanya dua yang
muncul dilayar utama. Sedangkan yang lain didominasi oleh games buatan luar
negeri. Dan menurut saya salah satu penyebabnya kemungkinan karena games BNN
ini belum begitu populer dan hanya sedikit yang mengunduhnya.
Dan akhirnya disusul pendapat susulan lain yang kemudian muncul
sebuah pendapat dalam pikiran saya bahwa proyek games ini belum maksimal
sosialisasi dan pengelolaannya. Karena saat saya menceritakan informasi ini dan
merekomendasikan pada keponakan dan kakak yang juga memiliki anak balita yang
juga sudah mulai fasih memainkan games di smartphone, mereka malah balik
bertanya “Memang ada games anti narkoba dari BNN untuk smartphone?” dan saat
saya anjurkan untuk mengecek mereka mengalami hal yang sama dengan saya.tidak
bisa mengakses lewat web dedihumas kalau dibuka melalui smartphone. Dan baru
bisa lewat Play Store untuk Android. Dan pendapat mereka serupa dengan saya “Kurang
sosialisasi dan promosi”. Dari segi tampilan menurut saya juga masih banyak
yang perlu diperbaiki. Dan cukup “nyengir” lebar dengan sabar saat putri saya
berucap “Ma, gamenya jelek, Icha ngga suka”. Yah, saya tidak langsung
memaksakan dan berusaha mendesaknya untuk langsung menyukai games ini. Tapi
paling tidak dia tahu ada games Kapten BeNN di smartphone saya yang setiap saat
saya masih punya waktu dan bisa untuk menjelaskan padanya apa maksud dan arti
cerita dalam games tersebut. Lagipula masih banyak games BNN yang lain yang
bisa saya tunjukan ke putri saya yang saya yakin salah satunya pasti ada yang
dia sukai nanti.
Kapten BeNN sendiri berkisah tentang tokoh dalam game yang
digambarkan berjuang menyelamatkan kota dari serangan Narkoba dari berbagai
penjuru dengan membasmi dan menghindari serangan Narkoba. Uniknya serangan-serangan
itu digambarkan dalam bentuk gambar dan ikon “tembakan ganja”, “tembakan pil
narkoba” yang harus dimusnahkan oleh Kapten BeNN.
Dan saya juga sudah merekomendasikan ini pada beberapa tetangga
yang memiliki smartphone dan tentu saja juga memiliki buah hati yang masih
anak-anak. Dan reaksi mereka semua sama saat pertama kali memperkenalkan ini
pada mereka “Game apaan itu mama Alisha? Anti Narkoba? Baru dengar sekarang deh”
Dari sini sebenarnya bisa menjadi masukan, agar BNN tidak “terkesan”
setengah-setengah dan benar-benar menyeriusi bidang ini. Saya adalah salah satu
yang yakin, stimulasi dini bagi buah hati melalui media seperti games ini cukup
memberi pengaruh yang signifikan.
Bahkan saat saya ngobrol dengan seorang sahabat blogger yang juga
ikut aktif menulis Anti Narkoba, Beliau juga belum tahu tentang Games Anti
Narkoba ini. Duh ya…merana sekali! Meski menurut saya masih banyak yang harus
disempurnakan, deretan games dedihumas ini sangat menarik, selain
mengemukakan edukasi tentang bahaya narkoba juga mendidik untuk tetap
melestarikan budaya Indonesia dari penampilan para tokohnya. Seperti “Terbang
Tanpa Narkoba” yang tokoh utamanya digambarkan menyerupai sosok Gatotkaca. Perang
melawan narkoba tokoh utamanya menggunakan pakaian seperti Pangeran Diponegoro.
Seperti menyelam minum air, sambil belajar tentang bahaya Narkoba, anak-anak
bisa belajar tentang sejarah dan budaya.
Sebenarnya saya mengunduh 2 Games, yang satu Perang Melawan
Narkoba, tapi saat sudah terinstal di smartphone Android, game ini tidak bisa
dijalankan sama sekali. Klik “selanjutnya” juga tidak bisa. Bahkan ketika kembali
saya undah di smartphone type dan merek yang berbeda tetap tidak bisa. Sayang
sekali.
Melalui teknologi games sebenarnya banyak yang bisa dilakukan
selain hanya jadi penyedia. Untuk sosialisasi secara luas dan melibatkan remaja
usia sekolah Menengah untuk terlibat, BNN bisa juga merangkul para remaja SMK
jurusan TIK terlibat dalam pembuatan games yang dengan mudah bisa di unduh untuk
berbagai flatform smartphone. Bisa berupa lomba kreatifitas menciptakan games
atau langsung bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mencari anak yang memang
berbakat di bidang ini. Selain dapat menciptakan games, juga menciptakan
kegiatan positif untuk para remaja tersebut yang pada usia ini sangat rawan
dengan pengaruh buruk Narkoba. Menumbuhkan kreatifitas dan kemauan untuk
menciptakan hal-hal berguna tentu akan member kebanggaan tersendiri baik untuk
untuk remaja sendiri, keluarga dan pihak sekolah.
Begitu juga dengan Cergam, bisa merangkul anak-anak dan remaja
berbakat untuk membuatnya. Tidak hanya Cergam kegiatan BNN tapi juga Cergam
berupa Komik dengan jalan cerita Anti Narkoba dengan unsur edukasi yang sesuai
dan cocok untuk dinikmati oleh anak-anak dan remaja.
Banyak remaja Indonesia berbakat di bidang ini, namun belum semua
mendapat perhatian dan bimbingan khusus untuk mereka bisa mengeksplore
kemampuannya secara maksimal dengan berbagai alasan. Ada yang memang tidak
disadari oleh orang sekitarnya, seperti keluarga dan pihak guru. Ada juga yang
karena keadaan seperti masalah ekonomi. Di mana keluarga tidak bisa memberikan
fasilitas penunjang yang maksimal. Dan biasanya remaja-remaja berbakat ini
memiliki lebih banyak ide yang original dan lebih paham selera anak sekarang
yang sebaya dengan mereka maupun di bawah mereka, karena mereka saat ini adalah
generasi Z yang lahir, besar dan setiap hari bergelut dengan dunia digital.
Nah, BNN bisa menjadi “sahabat” bagi mereka untuk mengembangkan diri dan
berperan dalam menciptakan Indonesia Bebas Narkoba.
Melalui games dan IT sangat banyak yang bisa dilakukan oleh BNN
untuk mencegah generasi penerus bangsa ini terjerat Narkoba. Mulai dari
pencegahan primer sejak usia dini hingga untuk remaja menjelang dewasa yang
biasanya masih sangat labil dan mudah terpengaruh. Bahkan bisa juga dijalankan
dalam masa rehabilitasi. Memilah dan melatih penyalahguna narkoba berbakat di
IT dan cergam yang sudah dengan rela melaporkan diri ke IPWL mengikuti program
P4GN. Selama mengikuti program rehabilitasi mereka bisa dilatih dan dibimbing untuk
menciptakan games dan Cergam dan yang bisa “merakyat” alias bisa diterima,
disukai dengan cepat oleh anak-anak Indonesia.
Sekali lagi, mencegah melalui berbagai kegiatan positif yang
mendidik dan mengedukasi jauh lebih baik dari pada mengobati. Lebih murah biaya
mencegah dari pada mengobati. Dan bersama BNN mari wujudkan Indonesia Bebas
Narkoba. MAINKAN GAMES-NYA DAN
terima kasih. artikelnya sangat bagus sekali
BalasHapus